Indonesia saat ini disebut-sebut sebagai negara yang mengalami pertumbuhan kelas menengah yang sangat pesat. Namun, hal ini bisa berbahaya jika pemerintah tidak mempunyai cara untuk menampungnya. Indonesia bisa terjebak dalam penyakit yang biasa disebut middle income trap (jebakan kelas menengah).
Ekonom dari Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih mengatakan keadaan seperti ini sudah pernah terjadi ketika Indonesia dipimpin oleh Soeharto. Harmoko yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Penerangan kerap menyebut ekonomi Indonesia tinggal landas.
"Zaman Harmoko juga pernah bilang ekonomi kita tinggal landas dan meluncur. Ternyata kita tinggal di landasan. Sekarang kita juga ingin keluar dari middle income trap. Jangan sampai kejadian seperti dulu terjadi lagi," ucap Sri dalam kuliah umum "Kelas Menengah Bisnis dan Politik" di Kampus UGM, Yogyakarta, Jumat (8/3).
Menurut Sri, kelas menengah Indonesia saat ini adalah kelas menengah bawah yang masih mengonsumsi makanan dan minuman. Kelas menengah belum menggunakan pendapatan mereka untuk hal produktif seperti pendidikan dan lainnya.
"Kelas menengah kita kebanyakan menengah bawah pengeluarannya USD 2 - USD 4 per hari. Mereka belum berpenghasilan cukup," tukasnya.
Bahkan, kualitas masyarakat Indonesia saat ini disebut masih di bawah kualitas masyarakat Filipina. Kualitas masyarakat Indonesia hanya lebih baik dari Vietnam, Kamboja dan Laos.
"Ini tantangan terbesar Indonesia kalau mau meningkat jadi negara maju. Satu keluarga yang satu istri dua anak kira-kira penghasilannya Rp 40 juta sebulan. Itu lompatan yang sangat besar. Itu tidak mudah dan banyak yang gagal," tutupnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !